Minggu, 22 Maret 2009

PESANAN ORDER SEPATU ADIDAS MENINGKAT DI PT PANARUB INDUSTRY !

Sepatutnya kita harus mengucapkan ”puji syukur Alhamdulillah” sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada ALLAH SWT atas nikmatNya yang diberikan. Tidak dapat dipungkiri dampak dari krisis ekonomi global sebagai akibat krisis financial yang dialami oleh biangnya Imprealis (baca: Amerika) yang sekarat akibat dari ketamakannya sendiri, dan sedang menggali kuburnya sendiri, krisis ini dirasakan hampir oleh semua pihak.

Ditengah kondisi serba sulit yang dialami buruh PT Panarub Industry dan klas buruh Indonesia pada umumnya, akibat dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah atau aturan-aturan/PKB yang tidak berpihak kepada kepentingan klas buruh. Tetapi, ternyata hal ini tidak menyurutkan kawan-kawan buruh untuk tetap berproduksi dengan baik, agar dapat memenuhi semua standar ADIDAS, baik standar kualitas produk maupun yang lainnya, tangan-tangan terampil kawan-kawan buruh yang sebagian besar adalah buruh perempuan masih mampu untuk menciptakan sepatu yang berkwalitas tinggi. Bukti nyata.., PT Panarub tempat kita berkerja pada kondisi hari ini mendapatkan kepercayaan dari pihak bayer ADIDAS dengan peningkatan order pesanan sepatu bulan April 2009 yang mencapai kurang lebih 930,677 (sembilan ratus tiga puluh enam ratus tujuh puluh tujuh) pasang hampir mencapai satu juta pasang. Dan bukti lain.., sesuai dengan pernyataan dari Bpk. Harry Nurmansyah (Regional Manager - South Asia Social & Environmental Affair - adidas Group) melalui surat yang disampaikan ke pihak SBGTS-GSBI PT Panarub Industry tertanggal 12 Maret 2009 menyatakan bahwa;”saat ini PT Panarub masih merupakan partner strategis dari adidas Group”.

Hal ini lagi-lagi membuktikan bahwa klas buruh adalah faktor yang paling menentukan dalam proses produksi. Pihak pengusaha hanya memiliki alat-alat produksi semata dan tidak pernah terlibat sedikit pun dalam proses produksi. Tetapi, keuntungan dan kekayaan yang didapat dari tetesan keringat buruh hanya memusat pada segelintir pemilik modal (baca: kapitalis/pengusaha) saja, hal ini yang mengakibatkan kemiskinan menyebar luas di berbagai ruang sosial, pengusaha tidak sedikitpun memberikan keuntungan yang didapat, hanya digunakan untuk exkspansi (baca: perluasan) usahanya saja, dengan cara membangun pabrik baru, dan membeli tanah, membangun rumah mewah, membeli mobil mewah, bahkan tidak sedikit hanya untuk memuaskan “nafsu” belaka.[AMM/SS]

1 komentar:

  1. Oh ya Bung memang begitu watak asli dari kapital, untuk itulah kita sebagai buruh harus terus memperkuat diri dalam serikat buruh sejati

    Hidup Buruh !!!

    Ismett
    Bogor

    BalasHapus